Minggu, 09 Oktober 2016

Klasifikasi Iklim

PENGERTIAN KLASIFIKASI IKLIM
Pengklasifikasian iklim di Indonesia sejak 1950. Barry dan Chorley (2010): klasifikasi iklim membahas hubungan antara iklim dengan vegetasi atau iklim dengan tanah selain hubungannya dengan manusia.
Koesmaryono dan Handoko (1988): ada tiga hal yang terkait dengan sistem pengklasifikasian iklim: Kebutuhan keilmuan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan filosofis.
Pembuatan klasifikasi iklim didasarkan atas karakteristik yang sama dari unsur iklim yang menjadi dasar pembuatan iklim tersebut (suhu, curah hujan atau kelembaban).

MACAM-MACAM KLASIFIKASI IKLIM
Klasifikasi iklim didasarkan pada keadaan unsur-unsur iklim sebagai pengendali representasi dari kondisi geografi wilayah.
Menurut Barry dan Chorley (1976) dibedakan menjadi 2 kelompok:
  1. Klasifikasi iklim secara genetik (aliran massa udara, zona-zona angin, perbedaan penerimaan radiasi matahari, benua dan lautan).
  2. Klasifikasi iklim secara empirik (data-data pengamatan unsur iklim secara teratur).

KLASIFIKASI IKLIM SECARA GENETIK

Menghasilkan klasifikasi untuk wilayah yang luas namun tingkat ketelitiannya kurang dibandingkan dengan klasifikasi secara empirik yang lebih fokus pada kawasan atau daerah sempit
Didasarkan pada faktor-faktor iklim penyebab seperti aliran massa udara, zona-zona angin, benua dan lautan, dan perbedaan penerimaan radiasi surya umumnya menghasilkan klasifikasi untuk daerah yang luas tetapi kurang teliti.
Contoh:
  • Klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan radiasi surya
  • Klasifikasi iklim berdasarkan sirkulasi udara


KLASIFIKASI IKLIM SECARA EMPIRIK
Didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim. Umumnya hasil klasifikasinya berupa daerah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan klasifikasi iklim secara genetik namun lebih teliti.
Dikelompokkan menjadi dua:
  • Dihubungkan dengan vegetasi (W. Koppen, F. H Schmidt dan J. H. A Ferguson, Oldeman).
  • Dihubungkan dengan neraca air dan energi (Throntwaite).


SISTEM KLASIFIKASI IKLIM MENURUT W. KOPPEN
Didasarkan pada hubungan antara iklim (suhu dan hujan rata-rata) dengan pertumbuhan. Menurut Koppen vegetasi yang hidup secara alami menggambarkan iklim tempat tumbuhnya. Oleh karena itu batas-batas klasifikasi iklim Koppen berkaitan dengan batas-batas penyebaran vegetasi.

Klasifikasi iklim Koppen disusun berdasarkan lambang dan simbol tipe iklim yang menunjukkan sifat dan corak masing-masing tipe tanda, yang terdiri dari kombinasi huruf yaitu:
  • huruf pertama (huruf besar): Tipe utama
  • huruf kedua (huruf kecil): pengaruh hujan
  • huruf ketiga (huruf kecil): suhu udara
  • huruf keempat (huruf kecil): sifat-sifat khusus


Menurut Klasifikasi Iklim Koppen, secara umum apabila dalam perumusannya telah sampai pada kombinasi dua huruf maka telah dianggap cukup untuk mencirikan iklim suatu daerah secara umum. Koppen memperkenalkan lima golongan utama iklim di permukaan bumi berdasarkan kelompok vegetasi dan geografi yang diberi simbol huruf besar:
  • Tipe A (Iklim hujan tropik)
  • Tipe B (Iklim kering)
  • Tipe C (Iklim sedang berhujan)
  • Tipe D (Iklim hujan dingin)
  • Tipe E (Iklim kutub)

Pengaruh hujan digambarkan sebagai huruf kedua yang terdiri atas:
  • f (selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm)
  • s (bulan-bulan kering jatuh pada musim panas)
  • S (semi arid (steppa atau padang rumput)
  • w (bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin (winter)
  • W (arid/padang pasir)
  • m (khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambang m (monsoon) yang berarti musim kemaraunya pendek, tetapi curah hujan tahunan cukup tinggi sehingga tanah cukup lembab dengan vegetasi hujan hutan tropik.
  • F (daerah tertutup es abadi)


Selanjutnya pengaruh suhu dilambangkan sebagai huruf ketiga yang terdiri atas:
  • a (suhu rata-rata dari bulan terpanas > 22.2 oC)
  • b (suhu rata-rata dari bulan terpanas <22.2 oC dan paling sedikit empat bulan sehunya > 10 oC)
  • c (hanya 1-4 bulan suhunya > 10 odan suhu bulan terdingin > -38 oC.)
  • d (suhu bulan terdingin < 38 oC)
  • e (suhu rata-rata tahunan < 18 oC)
  • i (perbedaan suhu antara bulan terpanas dan terdingin < 5 oC)
  • k (suhu rata-rata tahunan < 18 odengan suhu bulan terpanas 18 oC)
  • l (suhu semua bulan antara 10-22 oC)

Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama maka ada 12 tipe iklim menurut klasifikasi iklim Koppen:
  • Daerah iklim hujan tropik          : Af, Aw dan Am
  • Daerah iklim kering                   : BS, BW
  • Daerah iklim sedang berhujan   : CF, Cs dan Cw
  • Daerah iklim hujan dingin         : Ew, EF




SISTEM KLASIFIKASI IKLIM MENURUT SCHMIDT-FERGUSON
Sistem klasifkiasi ini sangat terkenal di Indonesia, banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan. Penentuan tipe iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim curah hujan (CH) dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun. Kriteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah pada masing-masing bulan setiap tahun. Kriterianya sebagai berikut:
  • Bulan kering (BK)  : bulan dengan hujan < 60 mm
  • Bulan lembab (BL) : bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm
  • Bulan basah (BB)   : bulan dengan hujan > 100 mm


Schmidt-Ferguson menentukan jumlah BK, BL, dan BB tahun demi tahun selama periode pengamatan, kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan. Penentuan tipe iklimnya menggunakan nilai Q yaitu sebagai berikut:








Tipe iklim schmidt-ferguson dan karakteristiknya
  • A = Daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropis
  • B = Daerah basah dengan hutan hujan tropis
  • C = Daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba dan gugur pada musim kemarau
  • D = Daerah sedang dengan vegetasi hutan musim
  • E = Daerah agak kering dengan vegetasi hutan sabana
  • F = Daerah kering dengan vegetasi hutan sabana
  • G = Daerah sangat kering dengan vegetasi  ilalang
  • H = Daerah ekstrim dengan vegetasi padang ilalang

SISTEM KLASIFIKASI OLDEMAN
Klasifikasi ini tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia, berguna dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia. Oldeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim curah hujan.
Kriteria yang digunakan dalam klasifikasi ini didasarkan pada:
  • Bulan Kering (BK): bulan dengan CH<100 mm
  • Bulan Lembab (BL): bulan dengan CH 100–200 mm
  • Bulan Basah (BB): bulan dengan CH>200 mm

Pembagian tipe iklim dan sub-divisinya




klasifikasi





Dalam hubungan dengan pertanian khususnya tanaman pangan, Oldemen mengemukakan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai berikut:




www.universitas-trilogi.ac.id
www.universitas-trilogi.ac.id/bioindustri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar